Selasa, 07 April 2015

Membandingkan Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik Novel Indonesia/ Terjemahan dengan Hikayat



Membandingkan Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik Novel Indonesia/ Terjemahan dengan Hikayat
A.    Novel
Dari sisi bentuk dan unsure pendukungnya, sebenarnya terdapat kesamaan antara novel Indonesia dan novel terjemahan. Perbedaan keduanya adalah asal muasal penulisan novel itu. Novel Indonesia ditulis oleh orang Indonesia, sedangkan novel terjemahan adalah novel hasil terjemahan dari bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
1.      Pengertian Novel
Novel menceritakan kehidupan seseorang yang mengakibatkan perubahan nasib tokoh utamanya. Dalam bahasa Latin kata novel berasal novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang berarti “baru”, dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis lain, novel ini baru muncul kemudian (Tarigan, 1995:164).
Pendapat Tarigan diperkuat dengan pendapat Semi (1993:32) bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
2.      Ciri-CiriNovel
Hendy (1993:225) menyebutkan ciri-ciri novel sebagai berikut.
a.       Sajian cerita lebih panjang dari cerita pendek(biasanya lebih dari 10.000 kata), biasanya cerita dalam novel dibagi atas beberapa bagian.
b.      Bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada dalam masyarakat dengan ramuan fiksi pengarang.
c.       Penyajian berita berlandas pada alur pokok atau alur utama yang batang tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat otonom (mempunyai latar tersendiri), alur ceritanya cukup kompleks.
d.      Tema sebuah novel terdiri atas tema pokok (tema utama) dan tema bawahan yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut.
e.       Karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga karakter tokoh lainnya. Selain itu, dalam novel dijumpai pula tokoh statis dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak tetap sejak awal hingga akhir. Tokoh dinamis sebaliknya, ia bisa mempunyai beberapa karakter yang berbeda atau tidak tetap.
Pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri novel adalah cerita yang lebih panjang dari cerita pendek, diambil dari cerita masyarakat yang diolah secara fiksi, serta mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Ciri-ciri novel tersebut dapat menarik pembaca atau penikmat karya sastra karena cerita yang terdapat di dalamnya akan menjadikan lebih hidup. Untuk membedakan novel dengan karya fiksi yang lainnya seperti cerpen, roman, kita harus mengetahui unsur-unsur pembangun novel. Menurut Nurgiyantoro (2002:12.14) unsur pembangun  sebuah novel seperti plot penokohan, dan laatar secara umum lebih bersifat rinci dan komplek dari pada unsur-unsur karya fiksi yang lain
3.      Unsur-Unsur Novel
Sebuah novel dibangun oleh unsure intrisnsik dan ekstrinsik.
a.       Unsur Intrinsik meliputi alur, penokohan, latar, tema, amanat dan sudut pandang.
b.      Unsur Ekstrinsik meliputi latar belakang dan social budaya pengarangnya ketika novel itu dibuat.
B.     Hikayat
1.      Pengertian Hikayat
Hikayat adalah karya sastra melayu lama yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja-raja, biografi, atau gabungan dari semuanya. Hikayat adalah karya sastra Melayu klasik yang umumnya mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan seorang tokoh, lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizatnya.
2.      Ciri-Ciri Hikayat
Ada beberapa cirri hikayat yang perlu diketahui. Ciri tersebut yaitu:
a.       Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris);
b.      Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebut fantastis;
c.       Menggunakan banyak bahasa kiasan;
d.      Banyak kata-kata yang sulit dipahami dan struktur kalimatnya tidak efektif.

3.      Unsur-Unsur hikayat
Seperti halnya dengan cerpen dan novel, hikayat dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik: alur, penokohan, latar, tema, amanat, sudut pandang, latar belakang pengarang dan social budaya masyarakatnya.

C.    Perbedaan Novel dengan hikayat
Dari segi wujudnya, novel dan hikayat sama-sama berbentuk cerita yang panjang. Unsur-unsurnya pun sama, keduanya dibentuk oleh unsure untrinsik dan unsur ekstrinsik. Hikayat dan novel merupakan bentuk sastra yang berupa prosa.
Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Hikayat merupakan bagian dari prosa lama, sedangkan novel bagian dari prosa baru. Kini kita lebih mengenal bentuk novel daripada hikayat. Hikayat, merupakan peninggalan sastra lama sementara novel bagian dari perkembangan hasil sastra Indonesia modern. Novel merupakan produk dari masyarakat modern dan hikayat merupakan produk masyarakat Melayu klasik.
Perbedaan tersebut, ternyata berimbas pada unsur-unsur lainnya, seperti pada tokohnya. Dalam hikayat, tokoh pada umunya adalah para raja atau pahlawan. Sementara itu, pada novel tokohnya hanya merupakan orang biasa. Demikian halnya pada latar, hikayat biasanya di lingkungan istana atau tempat-tempat yang disucikan, sedangkan novel dapat di mana saja, tak terbatas oleh tempat. Dari sudut tema pun memiliki perbedaan, hikayat berkisah pada soal kepahlawanan, kesaktian, persoalan-persoalan kenegaraan, sedangkan novel biasanya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar