Kata Berimbuhan
A.
Pengertian
Kata berimbuhan adalah kata yang
telah mengalami proses pengimbuhan. Imbuhan (afiks) adalah morfem terikat yang
digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk suatu kata. Hasil dari proses
pengimbuhan ini yang disebut kata berimbuhan.
B.
Bentuk-Bentuk
Imbuhan
1.
Awalan
(Prefiks)
Contoh: me(N)- ; ber- ; di- ; ter-
; pe(N)- ; per- ; se- ; ke-
2.
Sisipan
(Infiks)
Contoh: -el- ; -em- ; -er- ; -in-
3.
Akhiran
(Sufiks)
Contoh: -kan ; -an ; -i ; -nya
4.
Konfiks
Imbuhan yang berupa awalan dan
akhiran yang digunakan sekaligus.
Contoh: ke-an ; per-an ; pe(N)-an ;
me(N)-kan ; ber-an ; se-nya
5. Di samping itu, dikenal pula
imbuhan yang diserap dari bahasa asing, yaitu: -i ; -man ; -wan
; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme
C.
FUNGSI
IMBUHAN
Pemakaian imbuhan dapat mengubah
kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata
kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
batu (benda) -> membatu (sifat)
indah (sifat) ->
seindah-indahnya (keterangan)
mandi (kerja) -> pemandian
(benda)
Fungsi
imbuhan:
1. Membentuk
kata benda
pe(N)- ; ke- ; -isme ; -wan ; -wati
; -sasi ; -tas ; per-an ; ke-an ; pe(N)-an ; pe- ; pe-an ; -an ; per-
Contoh: penyapu, pelaut, pertapa,
ketua, nasionalisme, wartawan, organisasi, fakultas, perairan, lautan,
kelautan, dll.
2. Membentuk
kata kerja
me(N)- ; ber- ; per- ; ter- ; di- ;
-kan ; -i ; me(N)-kan ; me(N)-i ; ber-an ; ter-kan ; di-kan ; di-i
Contoh: melaut, berlayar, perbudak,
terlihat, diminum, bawakan, lempari, mengertingkan, menaiki, bertebaran,
termanfaatkan, dilayari, dll.
3. Membentuk
kata sifat
-i ; -wi ; -iyah ; -is
Contoh: insani, duniawi,
alamiah, humoris, dll.
4. Membentuk
kata keterangan
se-nya ; -nya ; -an
Contoh: sepertinya,
habis-habisan, seindah-indahnya, dll.
5. Membentuk
kata bilangan
se- ; ke-
Contoh: sebelas,
seratus, kedua, kelima, dll.
D.
PENGGUNAAN
IMBUHAN
AWALAN
1.
Awalan
me(N)-
Pemakaian imbuhan ini bervariasi:
mem- ; men- ; meny- ; meng- ; menge-
Contoh: melapor,
menyanyi, menghibur, mengecat, mencari, menangis, menyapu, dll.
a. Perubahan
bentuk me(N)- dipengaruhi oleh fonem awal dari setiap kata dasar yang
diikutinya.
VARIASI me(N)-
Fonem Awal
CONTOH:
1) mem- (/b/, /f/, /p/, /v/)
Membaca, memfitnah, memukul, memvonis
2) men-
(/c/, /d/, /j/, /t/)
mencoret, mendorong, menjual, menulis
3) meny-
(/s/)
menyapu
4) meng- (/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/, /h/, /k/)
mengambil, mengembun, mengisap, mengoles,
mengubah, menggunting, menghafal, mengubur
5) menge-
kata dasar yang dibetuk oleh satu suku kata
mengecat, mengebom
6) me-
(/l/, /m/, /n/, /r/, /w/)
melambai, memuai, menilai, merusak,
mewarnai
Dari contoh di atas, ada yang fonem awalnya luluh
dan ada yang tidak. Fonem awal suatu kata akan luluh bila diberi imbuhan me(N)-
dan fonem awalnya berupa /k/ /t/ /s/ /p/.
Contoh:
1) me
+ kejar -> mengejar
2) me
+ sapu -> menyapu
3) me
+ tulis -> menulis
4) me
+ pukul -> memukul
Makna
awalan me(N)-:
1) Melakukan
perbuatan atau tindakan
Contoh: mengambil, mengejar,
menulis, dll.
2) Melakukan
perbuatan dengan alat
Contoh: menyapu, menggunting,
mencangkul, dll.
3) Menjadi
atau dalam keadaan
Contoh: mengeras, mencair,
membesar, dll.
4) Membuat
kesan
Contoh: mengalah, membisu,
mematung, dll.
5) Menuju
ke
Contoh: melaut, menepi, mendarat,
dll.
6) Mencari
Contoh: merumput, merotan,
mendamar, dll.
2.
Awalan
ber-
Pemakaian awalan ber- memiliki
kaidah sebagai berikut:
Apabila kata dasar berhuruf awalan
/r/ dan beberapa kata dasar yang suku kata pertamanya berakhir huruf /er/,
bentuk awalan berubah menjadi be-
Contoh:
ber + rambut ->
berambut
ber + kerja ->
bekerja
Apabila bertemu kata dasar ajar, berubah
menjadi bel- (belajar).
Apabila diikuti kata
dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh:
ber + balik ->
berbalik
ber + tebar ->
bertebar
Makna
awalan ber-:
1. Mempunyai
Contoh: berkumis, berambut,
berbulu, dll.
2. Memakai,
menggunakan, atau mengendarai
Contoh: berkuda, berkacamata,
bermotor, dll.
3. Mengeluarkan
Contoh: beranak, bertelur, berkata,
berkeringat, bernapas, dll.
4. Menyatakan
sikap mental
Contoh: berbahagia, bersedih,
berhati-hati, bersuka cita, dll.
5. Dalam
jumlah
Contoh: berdua, bertiga, berempat, dll.
3.
Awalan
di-
Bermakna suatu perbuatan yang
pasif. Sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang bermakna aktif.
Contoh:
di + baca -> dibaca
di + tulis ->
ditulis
di + sapu -> disapu
di + kawal ->
dikawal
4.
Awalan
ter-
Hampir sama dengan awalan di- yang
berfungsi membentuk kata kerja pasif.
Contoh: terbakar,
tertendang, terbalik, dll.
Di samping itu, imbuhan
ter- ada yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh: tertinggi,
terendah, terpandai, tercantik, dll.
Awalan
ter- memiliki dua variasi bentuk, yaitu ter- dan te. Variasi te- terjadi pada
kata dasar berawalan fonem /r/.
Contoh:
ter + rajin ->
terajin
ter + ramah ->
teramah
ter + rakus ->
terakus
Makna
awalan ter-:
1. Sudah
di- atau dapat di-
Contoh: terbuka, tertutup, terkunci, dll.
2. Ketidaksengajaan
Contoh: terinjak, terbakar, tertendang, dll.
3. Tiba-tiba
Contoh: terkejut, teringat, terjatuh, dll.
4. Dapat
atau kemungkinan
Contoh: ternilai, terbagus, terbakar, dll.
5. Paling
(superlatif)
Contoh: terajin, terendah, tercantik, dll.
5.
Awalan
pe(N)-
Pemakaian awalan ini hampir sama
variasinya yang berlaku pada awalan me(N)- yang telah dibicarakan sebelumnya.
Variasi pe(N)-
Fonem
Awal
CONTOH:
1) pem-
(/b/, /f/, /p/, /v/)
pembaca, pemfitnah, pemukul, pemvonis
2) pen-
(/c/, /d/, /j/, /t/, /z/)
pencoret, pendorong, penjual, penulis,
penzikir
3) peny-
(/s/)
penyapu
4) peng-
(/a/, /e/, /i/, /o/, /u/, /g/, /h/, /k/
pengambil, pengembun, pengisap, pengoles,
pengubah, penggunting, pengharum, pengubur
5) penge-
kata dasar yang dibetuk oleh satu
suku kata
pengecat, pengebom
6) pe-
(/l/, /m/, /n/, /r/, /w/)
pelambai, pemuai, penilai, perusak,
pewarna
Makna
awalan pe(N)-:
1) Menyatakan
yang melakukan perbuatan.
Contoh: pembunuh, penyapu,
pengebom, dll.
2) Menyatakan
pekerjaan.
Contoh: pedagang, penjual,
peternak, petani, dll.
3) Menyatakan
alat.
Contoh: pemotong, penghapus,
penggaris, dll.
4) Menyatakan
memiliki sifat.
Contoh: pemalas, pemarah, pemaaf,
pemberi, dll.
5) Menyatakan
penyebab.
Contoh: pengeras, pencari,
pendingin, pemanas, dll.
6.
Awalan
per-
Umumnya tidak dapat digunakan
secara mandiri. Pemakaian awalan ini membutuhkan imbuhan lain, seperti –kan,
dan –an.
Contoh:
per-kan + timbang ->
pertimbangkan
per-an + usaha ->
perusahaan
Secara umum, awalan
per- bermakna kausatif (membuat jadi).
Contoh: perbesar,
perkecil
7.
Awalan
se-
Makna
awalan se-:
1) Menyatakan
satu
Contoh: seekor, selembar, setangkai, dll.
2) Menyatakan
seluruh
Contoh: sekecamatan, sekabupaten, dll.
3) Menyatakan
sama
Contoh: sesama, setingkat, sedarah, dll.
4) Menyatakan
setelah
Contoh: sesudah, sepulang, sekembalinya, dll.
8.
Awalan
ke-
Makna
awalan ke-:
1) Menyatakan
kumpulan yang terdiri dari jumlah
Contoh: kesebelasan
2) Menyatakan
urutan
Contoh: kedua
AKHIRAN
1.
Akhiran
–kan dan –i
Sama-sama berfungsi
membentuk pokok kata.
Contoh: bacakan,
belikan, ajari, hindari
Kata-kata tersebut dikatakan sebagai pokok kata,
bukan kata mandiri karena masih memrlukan imbuhan lain untuk melengkapinya.
Kata-kata berimbuhan –kan dan –i belum bisa digunakan sebagai kata yang
mandiri. Kata-kata seperti contoh di atas tidak boleh dipakai dalam kalimat
normal. Kita tak mungkin menggunakan kalimat:
Saya bacakan buku
Bahasa Indonesia. (?)
Dia ajari saya
membacakan puisi. (?)
Hanya dengan kalimat
perintah yang bisa digunakan.
Contoh:
Coba kamu bacakan buku
ini!
Tolong ajari dia
membaca puisi!
Dengan
tambahan awalan me(N)- ; di- ; ter- pokok kata itu dapat membentuk sebuah kata.
2.
Makna
akhiran –kan:
a. Menyatakan
perbuatan untuk orang lain.
Contoh:
membacakan, membawakan, dll.
b. Membuat
jadi.
Contoh: memanjangkan, mematahkan, dll.
c. Tidak
sengaja.
Contoh: termanfaatkan, dll.
d. Pengantar
objek sebagai kata depan.
Contoh: dibuatkan minuman, memasakkan makanan, dll.
3.
Makna
akhiran –i:
a. Menyatakan
perbuatan yang berulang-ulang.
Contoh: memukuli, mencomoti, dll.
b. Memberi,
membumbui.
Contoh: menandatangani, membumbui, dll.
c. Menghilangkan.
Contoh: menguliti, membului, dll.
4.
Akhiran
–an
Makna akhiran –an:
a. Menyatakan
tempat.
Contoh: pangkalan, kubangan, dll.
b. Menyatakan
alat.
Contoh: ayunan, perosotan, timbangan, dll.
c. Menyatakan
hal atau cara.
Contoh: didikan, pimpinan, dll.
d. Menyatakan
akibat, hasil perbuatan.
Contoh: pembunuhan, hukuman, balasan, dll.
e. Menyatakan
sesuatu yang di.
Contoh: tulisan, catatan, suruhan, dll.
f. Menyatakan
kumpulan, seluruh.
Contoh: daratan, perairan, kepulauan, sayuran, dll.
g. Menyatakan
menyerupai.
Contoh: mobil-mobilan, rumah-rumahan, dll.
h. Menyatakan
tiap-tiap.
Contoh: harian, mingguan, bulanan, tahunan, dll.
i.
Menyatakan memunyai sifat.
Contoh: asinan, kuningan, dll.
5.
Akhiran
–man, –wan, dan –wati
Merupakan contoh imbuhan serapan
dari bahasa asing, ketiganya berasal dari Bahasa Sansekerta. Berfungsi membentuk
kata benda.
Makna ketiga imbuhan ini:
a. Menyatakan
orang yang ahli.
Contoh: ilmuwan, negarawan, dll.
b. Menyatakan
orang yang memiliki pekerjaan.
Contoh: usahawati, karyawan, wartawan, dll.
c. Menyatakan
orang yang memiliki sifat.
Contoh: budiman, rupawan, darmawan, dll.
6.
Akhiran
–i, –wi, –is, dan –iyah
Keempat bentuk ahiran ini hasil
serapan. Akhiran –i berasal dari Bahasa Inggris, sedangkan –iyah, –is, dan –wi
berasal dari Bahasa Arab. Berfungsi membentuk kata sifat. Makna yang
dikandungnya pun menyatakan memiliki sifat.
Contoh: alami,
manusiawi, alamiah, anarkis, agamis, insani, humoris, dll.
7.
Akhiran
–isme, dan –isasi
Merupakan imbuhan serapan. Mulanya
pemakaian imbuhan ini sangat terbatas pada kata-kata tertentu, seperti liberalisme
dan wasterisasi.
Pemakaiannya tidak hanya pada kata
dasar dari Bahasa Inggris atau Belanda. Kata-kata Indonesia asli pun banyak
memakai imbuhan ini, seperti bapakisme, Indonesialisasi.
Makna akhiran –isme, dan –isasi:
a. Bermakna
paham atau ajaran.
Contoh: komunisme, liberalisme, animisme, dll.
b. Bermakna
proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh: labelisasi, globalisasi, swastanisasi, dll.
AWALAN
DAN AKHIRAN
1.
Konfiks
me(N)-kan
Memiliki beberapa variasi, yakni:
me-kan, men-kan, meng-kan, mem-kan, meny-kan, dan menge-kan. Variasi-variasi di
atas ditentukan dengan fonem kata awal yang mengikutinya.
Makna konfiks me(N)-kan:
a. Melakukan
pekerjaan untuk orang lain.
Contoh: Adik memesankan ibu baju baru.
b. Menyebabkan
atau membuat jadi.
Contoh: Ledakan itu sanggup memecahkan kaca jendela.
c. Melakukan
perbuatan.
Contoh: Petugas menyemprotkan air pada bangunan itu.
d. Mengarahkan.
Contoh: Pemilik toko itu meminggirkan barang
dagangannya ke tempat aman.
e. Memasukkan.
Contoh: Polisi memenjarakan maling itu.
2.
Konfiks
ber-an
Makna konfiks ber-an:
a. Jumlah
pelakunya banyak.
Contoh: bersamaan, berdatangan, berjatuhan, dll.
b. Perbuatan
yang diulang-ulang.
Contoh: bergulingan, berlompatan, dll.
c. Hubungan
antara dua pihak.
Contoh: berpelukan, berpasangan, bergandengan,
bersalaman, dll.
d. Timbal
balik (respirok).
Contoh: bersahutan, berbalasan, bersalaman, dll.
3.
Konfiks
pe-an
Makna konfiks pe-an:
a. Menyatakan
hal yang berhubungan dengan.
Contoh: penanaman, pendidikan, dll.
b. Menyatakan
proses atau perbuatan.
Contoh: pemberontakan, pendaftaran, dll.
c. Menyatakan
hasil.
Contoh: pengakuan, penyamaran, dll.
d. Menyatakan
alat.
Contoh: perabaan, penciuman, dll.
e. Menyatakan
tempat.
Contoh: penampungan, pemandian, dll.
4.
Konfiks
per-an
Makna konfiks per-an:
a. Menyatakan
tempat.
Contoh: perhentian, percetakan, dll.
b. Menyatakan
daerah.
Contoh: perkebunan, pertanian, perkotaan, dll.
c. Menyatakan
hasil perbuatan.
Contoh: pernyataan, pertahanan, dll.
d. Menyatakan
perihal.
Contoh: perbukuan, peristilahan, dll.
e. Menyatakan
berbagai-bagai, banyak.
Contoh: peralatan, perlengkapan, persyaratan, dll.
5.
Konfiks
ke-an
Imbuhan ini memiliki dua fungsi,
yaitu: membentuk kata benda (kebenaran, keikhlasan), dan membentuk kata kerja
(kecurian, kehilangan).
Makna konfiks ke-an:
a. Menyatakan
sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi.
Contoh: keserakahan, kebenaran, kemarahan,
kekerasan, dll.
b. Menyatakan
tempat atau daerah.
Contoh: kecamatan, kelurahan, dll.
c. Menyatakan
menderita sesuatu hal atau kena.
Contoh: kehujanan, kecolongan, kehilangan, dll.
d. Menyatakan
suatu perbuatan yang tidak sengaja.
Contoh: kelupaan, ketiduran, keguguran, dll.
e. Menyatakan
terlalu.
Contoh: kekecilan, kegemukan, kemahalan, dll.
f. Menyatakan
menyerupai.
Contoh: keibuan, kekuningan, kecoklatan, dll.
6.
Konfiks
se-nya
Umumnya berkombinasi dengan kata
ulang. Berfungsi membentuk kata keterangan.
Contoh:
se-nya + putih -> seputih-putihnya
se-nya + pendek -> sependek-pendeknya
Konfiks se-nya umumnya menyatakan superlatif atau
tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh:
seputih-putihnya
(seputih mungkin)
sependek-pendeknya
(sependek mungkin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar